KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLÂH

بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Bila mencari orang tua yang sempurna, engkau akan jadi anak durhaka... 

Karena engkau ingkari begitu banyak kebaikan dan jasa² keduanya yang dengan wasilah segenap kasih sayang,  pengasuhan, keringat dan air mata merekalah Allah menjadikanmu dewasa... 

Bila mencari teman yang sempurna, engkau tidak akan menemukannya karena teman²mu hanyalah manusia dengan segala kekurangannya... 

Maka engkau akan hidup sendiri di Bumi Allâh yang luas ini... 

Bila mencari istri/suami yang sempurna, seumur hidup engkau akan membujang karena istri/suami mu itu manusia yang syarat khilaf dan dosa... 

Pasangan hidup bukanlah Malaikat atau bidadari yang tanpa cela...

Bila mencari Ustadz yang sempurna, engkau tidak akan bisa menuntut ilmu... Karena Ustadzmu juga hanya manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kelemahan di balik luas dan banyak ilmunya ... 

Bila mencari admin grup kajian yang sempurna, engkau juga akan kecewa... Karena adminmu juga manusia biasa yang tidak ada jaminan Surga baginya, terkadang dia juga punya berbagai masalah dan  kesulitan yang tidak pernah ia ceritakan namun ia selalu memberikanmu perhatian, kasih dan sayang tatkala engkau membutuhka bimbingannya... 

Lihatlah jejak² kebaikan mereka kepada kita, jangan hanya karena satu cela yang kita lantas kita hukumi ia laksana penjahat yang tiada sedikitpun kebaikannya... 

Kamuu... 

Juga tidaklah sempurna... 

Maka, perlakukanlah sesama sebagaimana kamu suka diperlakukan demikian... 

Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada orang yang melakukan kebaikan kepadanya...

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud no. 2970, Ahmad no. 7926 dengan isnad sahih, lihat Al-Shahih no. 417)

Kesempurnaan hanya milik Sang Khaliq, Al Hamiid Al Majiid

Setiap anak keturunan Adam pasti memiliki kesalahan,dan sebaik baik kita adalah yang pandai bertaubat.

Jangan lah kita melihat kesalahan orang lain sementara kita luput dari aib pribadi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاةَ فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذَلَ- أَوِ الجَذَعَ – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” 

(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592.)

Jadilah orang mukmin yang menutupi aib orang lain agar Allah menutupi aib diri diakhirat kelak.

Fudhail bin Iyâdh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Mukmin itu akan senantiasa menutupi dan menasihati; sedangkan orang munafik dan pendosa senantiasa akan membuka aib serta mencela.”

Allahu A'lam Bishshowab

Penulis Penuntut Ilmu

Dikoreksi oleh: Ustadz Wukir Saputro Lc, M.Pd.

Sumber : Ust. Iqbal Abu Falah

Repost by. Dill

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cukuplah Allah Sebagai Penolongku

Jiwa Positif vs Jiwa Negatif

Singkat Cerita Tentang Dill~