Cukuplah Allah Sebagai Penolongku
Apakah perlu mengumumkan penderitaan kita kepada semua orang?
Rasanya tidak perlu, membuat orang mengerti tentang diri kita adalah pekerjaan yang melelahkan, hati dan pikiran.
Apakah dengan berkeluh kesah di hadapan manusia mampu memberi solusi?
Tidak juga, yang ada hanyalah menambah kebingungan dengan sikap mereka, jika tidak dengan orang yang tepat. Karena manusia identik dengan yang namanya "keterbatasan", berharap pada mereka adalah kekecewaan yang disengaja.
Sebagian orang hanya sebatas ingin tahu, empatinya dikalahkan oleh rasa penasaran yang mendominasi pikirannya.
Sebagian orang, sangat cermat mendengarkan sambil ikut menghakimi, mereka selalu mencari ruang dan celah untuk mengkritisi.
Walau begitu, akan selalu ada orang baik yang berhati mulia ingin membantu, namun tidak sedikit yang berujung zonk, karena keterbatasan dari manusia itu sendiri.
Yaa itulah manusia, makhluk yang sangat terbatas. Oleh karena itu, berharap pada manusia berpotensi membuat kita merasa kecewa. Potensi kekecewaan tergantung dari seberapa besar harapan kita pada manusia. Maka pusatkanlah pengharapan kita hanya pada Allah saja, yang Maha luas karunia-Nya. Bukan sebagai tempat terakhir dalam pengharapan, setelah hati merasa lelah dalam berharap pada makhluk Nya, hingga kembali kepada Allah dalam keadaan hati yang kecewa. Cukuplah Allah menjadi penolong kita.
Allah lah sang sutradara terbaik, menciptakan skenario indah dalam hidup ini. Tugas kita hanyalah mendalami setiap peran masing-masing sebaik mungkin, sesuai dengan alur cerita yang telah ditetapkan Nya dalam kitab Lauh Mahfudz, akan ada hari di mana kita akan kembali pada Nya, untuk menuai hasil dari apa yang telah diusahakan selama hidup di dunia ini.
Terlepas dari apa yang telah terjadi dan yang akan melewati ku nanti, rasanya tak ingin ku sesali sedikit pun karena itu adalah bagian dari skenario indah yang Allah takdirkan untuk ku. Sebesar apapun masalahnya, saya yakin saya mampu menghadapinya, tidaklah Allah menguji hamba Nya diluar batas kemampuan nya, bukankah Allah Maha Besar dari apapun? Masalah ku hanyalah setitik bagi Nya, jika saya punya Allah, maka tidak ada lagi yang perlu ku khawatirkan. Allah telah menjamin hidup ku, sebelum ruh ditiupkan kedalam jasad ini, hingga kembali lagi kepada Nya.
Pernahkah kita ? memutar kembali memori dan mengingat semuanya, ternyata Allah sedang mengabulkan do'a yang pernah kita panjatkan, bahkan do'a yang sudah kita lupa sekalipun, namun tidak dengan Allah. Allah dengan karunia-Nya, mengingatkan kembali akan do'a-do'a yang pernah kita panjatkan dengan dikabulkan-Nya do'a itu, sekecil apapun yang kita minta kepada Allah hingga kita sendiri lupa, Allah Maha menepati janji. Do'a tidak terukur dari seberapa besar dan kecilnya, panjang dan pendeknya do'a, melainkan dari kesungguhan dan ketulusan hati sang pemanjat do'a, semakin sering ki' berdo'a semakin Allah suka.
Jangan pernah berputus asa dari Rahmat-Nya. Allah tidak pernah tidur, Allah Maha menyaksikan, Allah tidak pernah mengecewakan hamba-Nya. Maka cukuplah Allah, sebaik-baik penolong dan tempat berharap. Ingat Allah pada dua masa, dikala senang dan susah.
Ya Robb, jangan biarkan hamba Mu ini, sedikit pun berpaling dari Mu. Cukupkanlah hamba, dengan berharap hanya Kepada Mu.
Alhamdulillah ala kulli haal.
#selfreminder
Komentar
Posting Komentar