Bahagiaku, Sederhana Saja
Bahagiaku, Sederhana Saja
Sebenarnya buku dzikir itu adalah pemberian dari salah satu mahasiswi bimbingannya ibu Wati yang baru saja usai sidang skripsi, biasalah ada cendramata untuk dosen dari mahasiswa sebagai bentuk terima kasih atas bimbingannya selama ini. Nah, buku dzikir itu tidak sendirian, ia datang sepaket dengan mukenah, sajadah, alat dzikir digital, dan Al-Qur'an mini. Pada saat di unboxing, mata saya langsung tertuju ke buku dzikir itu, wah! bahagia banget padahal bukan saya yang dikasi hadiah loh wkwk.
Tibalah momen nya "ibu, kalo tidak kipakeji buku dzikirnya ki kasikan ma ibu, hehe" kira-kira begitulah bahasaku saat kuminta dari ibu. Kukesampingkan rasa malu, karena saya yakin itu hadiah dari Allah untuk saya, tapi untuk mendapatkan nya butuh usaha, minimal minta dulu hihi, sumpah malu banget sebenarnya tapi momen nya sangat tepat, saya memang lagi butuh buku dzikir pagi-petang. Semenjak HP saya rusak, saya kesulitan mengakses buku dzikir PDF, di HP saya ada E-Book buku dzikir RH-G, sebelumnya setiap ingin dzikir pagi petang tinggal buka di HP.
Saya sadar ingatan saya tidak begitu baik, banyak bagian dzikir yang terlupa, sehingga saya hanya baca dzikir seadanya dan yang teringat saja. Memang sebelumnya saya tidak pernah berniat untuk menghafal, hanya karena sering dibaca maka ada saja yang terhafal dengan sendirinya.
Dari pengalaman ini saya banyak belajar, bahwa apa yang kita punya hanyalah titipan semata yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh sang empunya. HP, buku dzikir itu, juga ingatan, bisa rusak, bisa hilang dalam sekejap, dan menyikapinya sebagai titipan adalah cara yang bijak agar kita bisa survive untuk hal yang tiba-tiba, tidak merasa kehilangan karena sejatinya itu hanyalah titipan, yang bermakna itu bukan milik kita sehingga tidak ada alasan untuk merasa kehilangan hak. Apapun yang dititipkan pada kita, gunakan sebaik mungkin dan ambil manfaatnya dengan mengharapkan ridho Allah.
Berbagi itu indah, saya tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa saya akan berada diposisi yang sama dengan kejadian di beberapa pekan yang lalu. Flashback cerita ke masa lalu, perkara buku dzikir sebenarnya saya juga pernah punya buku fisiknya, dan itu pemberian atau souvenir waktu saya mengikuti kegiatan kajian pra ramadhan waktu itu. Nah, waktu saya pulang kampung saya bawa buku dzikir itu, saya punya kakak perempuan dan sudah berkeluarga, beliau suka membaca buku dzikir itu, beliau juga sempat minta ke saya untuk dibawa pulang kerumahnya, dan saya berikan dengan senang hati karena beliau suka membacanya.
Masih dengan kasus yang hampir sama, beliau pernah saya kirimkan E-Book dzikir sebelumnya, hanya saja beliau tidak bisa mengakses nya karena tidak memiliki aplikasi PDF, sementara saya masih bisa mengakses nya kala itu.
Kata orang bijak, "Kehidupan itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas kadang pula dibawah" mungkin inilah hikmah yang dimaksud dari ceritaku. Dimana pun kita berada, sabar dan syukur lah kuncinya. Bersabar dikala sedang di uji dan banyak bersuyukur dikala sedang diberi nikmat. Apapun yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita, tak terkecuali baik atau buruk yang kita lakukan, akan ada balasannya. Berbuat baik pada orang lain sama dengan berbuat baik pada diri sendiri, begitupun sebaliknya."
Terima kasih telah menjadi pendengar, sampai jumpa di cerita selanjutnya :)
Komentar
Posting Komentar